Mereka merupakan 16 nelayan yang sebelumnya menjalani karantina di atas kapal KM Sri Mariana. Sementara 5 nelayan lainnya merupakan pasien yang sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM) Kota Cilegon.
"Sekarang 21 orang dalam kondisi sehat sedang kami karantina di Guest House Krakatau. 5 orang masih di rumah sakit, 4 orang lainnya di kapal," kata Kepala Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) Pelabuhan Kelas 1 Banten, Resi Arisandi, Kamis (8/8).
"Kita lakukan karantina 10 sampai 14 hari, jumlahnya itu 21 orang," imbuhnya.
Diterangkan Resi, proses karantina dilakukan guna menghindari penularan penyakit yang dikhawatirkan menempel di tubuh para nelayan tersebut sambil menunggu hasil laboratorium dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Semua gejala kan kita perhatikan dari berbagai macam penyakit yang menular, tanda-tandanya sama, tapi punya ciri khas, namun kita masih menunggu hasil dari lab," ungkapnya.
Sementara itu, Humas RSKM Kota Cilegon, Agus Wirawan, mengatakan saat ini kondisi kesehatan 14 nelayan yang dirawat di rumah sakitnya berangsur membaik.
"Dari pihak rumah sakit memperbolehkan 9 pasien ini pulang atau dibawa oleh pihak kapal karena sudah enggak ada gejala membahayakan. Sisanya 5 pasien masih dilakukan perawatan, perlu diobservasi," ucap Agus.
Ia menyampaikan, semua nelayan KM Sri Mariana itu mengeluhkan sakit yang berbeda sehingga harus dirawat di RSKM Kota Cilegon saat ditemukan oleh petugas Ditpolairud Polda Banten pada Minggu (4/8) lalu.
"Beda-beda (sakitnya), ada yang ngeluh sesak ringan, pegal-pegal, nyeri kaki dan lainnya," ujar Agus.