Anies Baswedan bicara soal pemilihan gubernur (pilgub) Jakarta. Dia berharap partai politik bisa menjadi wadah dan menyalurkan aspirasi warga Jakarta dalam kontestasi lima tahunan itu.
Menurutnya, dalam beberapa hari ini, partai tengah menentukan apakah menyuarakan aspirasi rakyat itu atau tidak.
"Kita semua ingin aspirasi warga Jakarta itu tersalurkan oleh partai. Jadi ini yang saya berkali-kali tegaskan, ini hari-hari di mana banyak harus memutuskan antara menyuarakan aspirasi rakyat atau mentaati kemauan satu-dua orang," kata Anies di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, Sabtu (10/8).
"Ini yang sekarang sedang terjadi. Nah, saya melihat ini demokrasi kita. Mari kita jaga demokrasi kita," sambungnya.
Menurut Anies, aspirasi itu bisa dilihat dari para pengurus-pengurus partai di wilayah. Suara mereka, kata dia, merupakan perpanjangan dari aspirasi masyarakat.
"Nah, saya berterima kasih sekali bahwa DPW PDIP, DPW PKS, DPW NasDem, DPW PKB itu menyuarakan apa yang menjadi aspirasi warga Jakarta," kata dia.
"Karena pemilihan gubernur ini adalah untuk warga Jakarta, yang dikerjakan oleh warga Jakarta. Dan itu yang harus dibawa. Karena itu saya jaga terus komunikasinya," lanjutnya.
Sebelumnya, DPW NasDem Jakarta pernah mengusulkan tiga nama ke DPP untuk Pilgub. Mereka adalah Anies, Ahmad Sahroni, dan Wibi Andrino.
DPW PKB juga menyatakan dukungannya kepada Anies. Meski, menolak usulan PKS soal sosok Sohibul Iman sebagai pendamping Anies di Jakarta.
Kemudian, DPD PDIP DKI Jakarta pernah mengirimkan surat dukungan pencalonan Anies ke DPP PDIP pada Juni lalu.
“Memang benar dari DPD PDIP Jakarta sudah melakukan penjaringan dan penjaringan tersebut sudah diberikan kepada DPP termasuk di situ ada Pak Anies,” kata Politisi senior PDIP, Andreas Hugo Pareira saat ditemui di Kompleks Parlemen, Kamis (13/6).
Sementara DPW PKS juga mengusulkan nama Anies kepada DPP pada akhir Mei 2024 lalu. Anies diusung untuk Pilkada Jakarta. Bahkan dalam usulan itu, hanya ada nama Anies seorang.
Usulan itu berkembang dan disepakati oleh DPP PKS dengan paket Anies-Sohibul Iman. Anies diberi tenggat waktu untuk mencari koalisi hingga 4 Agustus tapi belum terpenuhi.
Kini menurut jubir M. Kholid, PKS disebut membuka opsi lain di Pilkada Jakarta.
Sikap DPW-DPW partai itu belum menjadi keputusan DPP Partai, kecuali PKS. Namun, dengan PKS yang saat ini membuka komunikasi dengan KIM Plus di Jakarta, apa respons Anies?
"Pokoknya kita hormati proses yang ada di tiap-tiap partai. Saya akan menghormati putusan yang akan datang. Sebagaimana saya menghormati putusan yang kemarin. Dan masing-masing partai seharusnya belum ada perubahan keputusan. Jadi sebelum ada perubahan keputusan ya, berarti masih sama semuanya," pungkasnya.