Jakarta -
PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjadi salah satu penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) terbesar dengan angka yang terus meningkat setiap tahun. Sepanjang tahun 2023, BRI telah menyalurkan KUR senilai Rp 163,3 triliun kepada 3,5 juta debitur dengan mayoritas penyaluran KUR untuk sektor produksi. Di tahun 2024 ini, BRI menjadi penyalur KUR terbesar dengan alokasi Rp 165 triliun.
Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari mengungkapkan pihaknya optimistis BRI dapat menyalurkan KUR tersebut sebelum tahun 2024 berakhir. Menurutnya, keyakinan ini tak lepas dari strategi yang telah disusun perseroan pada percepatan graduasi atau upaya menaikkelaskan nasabah eksisting dan perluasan jangkauan penerima baru.
"BRI selalu konsisten dalam memberikan dukungan permodalan bagi pelaku UMKM dan memberikan pendampingan kepada nasabah dalam pengembangan produk hingga upaya digitalisasi pelaku UMKM," jelas Supari beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini pun dirasakan oleh pelaku UMKM asal Desa Wage, Aloha, Sidoarjo, Jawa Timur, Windayati dengan usahanya Retas Snacks And Cookies. Perempuan 48 tahun ini sudah merintis usaha sejak tahun 2019 dengan modal awal Rp 1 juta. Berawal dari hobi membuat kue, ia pun berbisnis usaha kue hingga terus berkembang seperti sekarang salah satunya dengan bantuan KUR BRI.
"Usaha ini berawal dari hobi saya yang suka memasak dan suka membuat kue. Lalu, biasanya kalau beli di luar rasanya sering tidak sesuai, jadi akhirnya saya memproduksi sendiri," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Minggu (21/4/2024).
Windayati mengaku sudah memiliki banyak pelanggan setia. Namun, jelang lebaran pesanan bisa datang dari berbagai kalangan, salah satunya order dalam jumlah besar dari dinas-dinas di daerah yang membuat omzet usahanya meningkat drastis selama Ramadan.
"Biasanya setiap bulan, omzet saya hanya sekitar Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta rupiah. Namun, selama bulan Ramadan, omzet bisa mencapai Rp 10 juta per bulan," ujar Windayati.
Windayati menawarkan berbagai macam kue kering, termasuk rengginang dan keripik gandum dengan harga yang terjangkau yakni berkisar Rp 50.000 hingga Rp 100.000 tergantung pada beratnya.
Pelan tapi pasti usahanya semakin berkembang. Bahkan, ia kini mampu mempekerjakan 3 orang karyawan untuk menjalankan usaha kue kering yang juga menjadi salah satu unit usaha Griya Kreatif Private miliknya.
"Banyak yang mencari kue-kue kering untuk lebaran, sehingga saya memanfaatkan kesempatan ini dengan membuat inovasi baru, yaitu nastar berbentuk bunga dengan selai di luar. Selain nastar bunga, saya juga menawarkan produk kastengel dan kue kering butter choco chips," kata Windayati.
Windayati mengungkapkan program KUR Mikro dari BRI menjadi salah satu pendorong utama dalam menjalankan usaha kue kering dan memenuhi pesanan para konsumen. Tak hanya mendapatkan bantuan permodalan, nasabah aktif BRI ini juga mendapat dukungan penuh dalam pengembangan usaha melalui pendampingan dan pelatihan.
"Selain modal, BRI juga memberikan pendampingan usaha dan pelatihan yang sangat berharga. Saya tergabung dalam rumah BUMN, di mana saya mendapatkan berbagai pelatihan mulai dari peningkatan produk, kemasan, pemasaran, hingga strategi digital marketing," ucapnya.
Windayati menilai dukungan BRI berperan penting dalam kemajuan usaha kue keringnya. Ia pun berharap BRI dapat terus memberikan dukungan untuk terus mengembangkan usaha kuenya. Pasalnya, sebagai pelaku usaha mikro ia banyak menghadapi tantangan pemasaran dan persaingan dengan produsen-produsen besar.
(prf/ega)