Kordoba, Permata Islam di Spanyol

1 week ago 5
winjudi slot online winjudi online winjudi situs winjudi online slot gacor online terbaru situs slot gacor online terbaru link slot gacor online terbaru demo slot gacor online terbaru rtp slot gacor online terbaru Akun slot gacor Akun situs slot gacor Akun link slot gacor Akun demo slot gacor Akun rtp slot gacor Akun slot gacor online terbaru Akun situs slot gacor online terbaru Akun link slot gacor online terbaru Akun demo slot gacor online terbaru Akun rtp slot gacor online terbaru informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online winjudi slot online

(ilustrasi) interior bangunan bersejarah peninggalan dinasti Islam di Kordoba, Andalusia (Spanyol).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam era Khalifah al-Hakam II, yang memerintah pada periode 961-976 M, Kekhalifahan Umayyah di Kordoba mengalami perkembangan pesat. Wilayah Andalusia atau Semenanjung Iberia (Spanyol) yang dikuasai Muslim tersebut jauh lebih maju daripada umumnya negeri-negeri Kristen di Benua Eropa.

Sebagai contoh, Universitas Kordoba mengalami perkembangan yang signifikan. Bahkan, lembaga tersebut menjadi perguruan tinggi yang paling disegani di seantero Benua Biru pada masa itu. Reputasinya sebanding dengan Universitas al-Azhar di Kairo atau Universitas Nizamiyah di Baghdad.

Banyak pelajar dari berbagai wilayah Eropa, Afrika Utara, serta Asia, datang untuk menimba ilmu di sini. Apalagi, kampus itu terbuka kepada baik Muslim maupun non-Muslim. Salah satu tokoh Kristen yang ikut belajar di sini adalah Gerbert d’Aurillac (945-1003), yang kelak menjadi Paus Sylvester II.

Di sekitar Kordoba juga terdapat Madinah az-Zahra, yakni sebuah kompleks kota-benteng yang menakjubkan. Pembangunannya bermula pada 936 Masehi atau dalam masa Khalifah Abdur Rahman III. Perlu waktu 25 tahun lamanya hingga Madinah az-Zahra selesai dengan sempurna.

Lokasinya berada sekitar lima kilometer dari pusat kota Kordoba. Secara arsitektur, penampaknya mencontoh istana Diansti Umayyah klasik di Damaskus. Hal itu seakan-akan bermakna, sang khalifah hendak mencari akar budayanya ke Suriah. Baru pada 947 Masehi, pusat pemerintahan mulai pindah ke Madinah az-Zahra dari Kordoba. Di puncak kemakmurannya, Madinah az-Zahra berpenduduk sekira 12 ribu jiwa.

Di dalamnya lengkap dengan bangunan-bangunan indah, taman-taman dengan sistem irigasi yang handal, serta tentu saja istana sang khalifah. Dalam perspektif modern, Madinah az-Zahra merupakan sebuah kawasan hunian urban. Setengah abad lamanya kota-benteng ini berdiri kokoh. Sebab, mulai 1010 hingga tiga tahun kemudian, perang saudara melanda.

Beberapa ilmuwan Muslim pada zaman keemasan Kordoba antara lain pakar ilmu medis al-Zahrawi (wafat 1013). Orang Eropa menyebutnya Abulcasis (berasal dari panggilannya, Abu al-Qasim). Dia dikenal sebagai Bapak Ilmu Bedah di dunia kedokteran. Karyanya yang paling terkemuka adalah Kitab al-Tasrif, yang merupakan ensiklopedia tentang praktik-praktik bedah medis.

Read Entire Article