Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyiapkan sederet promo pembelian mobil di 2024 imbas pemerintah tidak akan mengeluarkan kebijakan untuk pemberian insentif mobil hybrid di Indonesia.
Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif, mengatakan promo pembelian diterapkan guna mendongkrak penjualan mobil. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sedang mengkaji opsi untuk merevisi target penjualan 1,1 juta unit. Sehingga ia meminta pelaku industri otomotif agar tetap bersabar.
“Terkait dengan pertanyaan itu, Kemenperin akan menyiapkan insentif (promo) untuk kendaraan untuk otomotif beberapa bulan mendatang. Tunggu saja tahun ini,” ujar Febri saat ditemui di Gedung Kemenperin, Sabtu (10/8).
Pernyataan tidak ada pemberian insentif mobil hybrid disampaikan oleh Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Menanggapi hal itu, Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika menegaskan, kebijakan tidak adanya insentif bukan berarti selamanya.
“Bukan dihentikan dulu, itu nanti beli saja, lihat perkembangan selanjutnya. Kita sejalan dengan Pak Airlangga dan melihat dulu perkembangannya,” kata Putu.
Dorong Penjualan Mobil Melebihi 1 Juta Unit
Kemenperin optimistis penjualan mobil melebihi 1 juta unit. Sebab, rasio penggunaan mobil di Indonesia masih kecil dibandingkan negara-negara ASEAN.
“Kita kan masih kecil, nah kita ingin agar itu meningkat. Dan itu bisa mendorong pertumbuhan ekonomi lebih luas,” kata Febri.
Menurut Febri, industri otomotif memiliki multiplier effect yang tinggi ke industri lainnya. Penjualan kendaraan yang meningkat nantinya akan mempermudah akses pembiayaan.
“Meningkatnya itu banyak, yang misalnya pembelian bahan baku, bahan komponennya dari otomotif itu yang bisa beli ke industri di hulunya, atau industri kecilnya. Kita kan berharap begitu,” terang Febri.
Airlangga sebelumnya menekankan pemerintah tak akan menambah kebijakan baru di sektor otomotif tahun ini. Penjualan mobil hybrid saat ini terbilang cemerlang dengan skema yang sudah berjalan hingga kini. Dua kali lebih banyak dibandingkan dengan kendaraan listrik murni berbasis baterai atau BEV.
"Tentu kita dorong bahwa (battery) electric vehicle (BEV) ini yang harus didorong supaya lebih cepat lagi. Tapi dari pameran otomotif kemarin, hasilnya relatif bagus untuk kita mendorong penjualan," jelas Airlangga.