Jakarta -
Lifter andalan Indonesia Eko Yuli Irawan kecewa gagal meraih medali di Olimpiade Paris 2024. Namun, ia sudah berusaha sangat maksimal.
Eko tampil di Olimpiade kelima pada tahun ini. Ia berharap bisa menutup keikutsertaan di multievent paling bergengsi sejagat raya itu dengan kembali mempersembahkan medali. Empat Olimpiade sebelumnya, dia sudah merebut dua medali perak dan dua medali perunggu.
Saat pertandingan di kelas 61 kilogram yang berlangsung di Paris Expo Porte de Versailles, Rabu (7/8/2024), Eko harus menelan pil pahit. Lifter 35 tahun itu gagal mengangkat beban di angkatan clean & jerk. Padahal, dia sudah berada di ururtan kedua dengan 135 kg dalam angkatan snatch.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah melakukan tiga kali percobaan clean & jerk, Eko tak mampu mengatasinya karena rasa sakit pada bagian pinggang hingga kaki. Bahkan di akhir angkatan, ia sempat dibantu untuk meninggalkan arena pertandingan. Eko dinyatakan DNF.
"Ya kalau kecewa pasti ya. Kan biasanya bisa dapat medali, dan memang berusaha untuk mencari medali, walau dengan kondisi kaki yang tidak memungkinkan," kata Eko saat ditemui di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Sabtu (10/8/2024).
"Tapi ya saya harus terima, saya harus selalu terima saat kondisi apapun," tuturnya.
Eko lantas menceritakan kondisi cedera yang dialaminya saat pertandingan kemarin.
"Cedera ini kan sebenarnya satu bulan sebelum kita berangkat, sebelum pertandingan lah ya, satu bulan sebelum bertanding itu memang sudah cedera," Eko Yuli menjelaskan.
"Cedera ini bukan yang lutut ya, kalau lutut malah sudah mulai pulih waktu itu, cuma paha yang kanan yang ada masalah di satu bulan terakhir," lanjutnya.
"Jadi selama training camp pun kami menjaga jangan sampai parah gitu. Jadi agak tertahan lah latihannya, dan lepasnya saat di panggung gitu. Jadi ya itu makanya pakai semprotan dingin itu biar mati rasa, ya kami paksakan itu. Tapi memang masih enggak bisa."
Eko menjelaskan, rasa sakit yang dialaminya lebih terasa menyakitkan saat melakukan percobaan clean & jerk.
"Saat angkatan snatch ada (sakit), cuma dengan saya tahan bebannya lebih di atas, lebih ringan ya, enggak terlalu terbebani. Tapi saat clean & jerk, waktu jongkok, saat berdirinya itu yang masalah. Jadi dari pemanasan 140 kg itu sudah berasa," atlet kelahiran Lampung itu mengungkapkan.
Eko mengatakan, setelah ini ia akan fokus kepada pemulihan cederanya.
"Ya untuk kondisi berdiri seperti sekarang mungkin aman, tapi setelah habis jongkok terus berdiri atau mau berdiri itu yang masalah. Yang pasti karena habis dipakai kemarin ya pasti lebih parah. Mudah- mudahan seminggu recovery pelan-pelan bisa lebih-lebih baik lah," Eko Yuli mempertegas.
(mcy/cas)