Maskapai penerbangan Qantas secara tidak sengaja menayangkan film dengan rating dewasa di dalam pesawatnya. Akibat insiden tersebut, pihak maskapai penerbangan memohon maaf atas pengalaman kurang menyenangkan yang dialami penumpang.
Dilansir The Associted Press, Qantas mengkonfirmasi adanya masalah teknis pada penerbangan Sydney menuju Haneda pada minggu lalu. Masalah teknis ini membuat penumpang Qantas tidak bisa menonton film, sesuai dengan preferensi atau rating yang sudah ditentukan. Alhasil, penumpang hanya bisa memilih satu film untuk diputar di semua layar, berdasarkan permintaan sejumlah penumpang.
Meski tidak disebutkan secara langsung film berating dewasa yang dimaksud, beberapa media melaporkan bahwa film tersebut adalah "Daddio", film berating R (usia 17 tahun ke atas) yang tayang di bioskop awal tahun ini.
Film ini diberi peringkat R karena bahasa yang digunakan, materi seksual, dan ketelanjangan grafis yang singkat.
"Daddio menceritakan seorang wanita (Dakota Johnson) yang naik taksi dari bandara JFK, dan memulai percakapan panjang dengan sopirnya (Sean Penn) dalam perjalanan pulang ke Manhattan, mulai dari apa yang dibutuhkan untuk menjadi warga New York hingga hubungan dan perselingkuhan, terutama perselingkuhannya saat ini dengan seorang pria yang sudah menikah," tulis Qantas.
Seorang penumpang yang tidak disebutkan namanya, yang juga berada dalam penerbangan tersebut mengungkapkan pengalamannya di situs Reddit. Ia mengaku merasa tidak nyaman dengan adegan telanjang yang ditampilkan dalam film tersebut, terlebih bagi mereka yang terbang bersama keluarga dan anak-ana.
Sementara itu, pengguna Reddit lainnya mengatakan bahwa penumpang juga tidak bisa mematikan film tersebut melalui layar inflight entertaintment mereka.
Setelah film tersebut diputar, kru Qantas pun mencoba memperbaiki masalah ini, hanya saja hal tersebut tidak memungkinkan, karena pesawat harus mengubah arah ke bandara terdekat.
"Film tersebut jelas tidak layak diputar selama penerbangan dan kami dengan tulus meminta maaf kepada para pelanggan atas kejadian ini," kata juru bicara Qantas dalam sebuah pernyataan.
"Semua layar diubah menjadi film ramah keluarga selama sisa penerbangan, yang merupakan praktik standar kami untuk kasus-kasus langka, di mana pemilihan film secara individual tidak memungkinkan," katanya.
Juru bicara Qantas mengatakan bahwa pihaknya sedang meninjau bagaimana film (awal) itu dipilih. Pada hari-hari setelah insiden itu, Qantas mendapat banyak kecaman di dunia maya, termasuk dari pesaingnya dalam bidang perjalanan.