Jakarta -
Perusahaan penghasil energi panas bumi atau geothermal memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian lingkungan di sekitarnya. Salah satunya dilakukan oleh Star Energy Geothermal yang beroperasi di Kabupaten Bandung (Star Energy Geothermal Wayang Windu Ltd), Sukabumi (Star Energy Geothermal Salak Ltd), dan Garut (Star Energy Geothermal Darajat Ltd), di Provinsi Jawa Barat.
Perusahaan ini menjabarkan keberhasilan dari program menjaga lingkungan di sesi talkshow 'Restorasi Hutan Berbasis Kemasyarakatan' dalam acara Festival LIKE 2 yang berlangsung di JCC Senayan, Jakarta.
Head of Wayang Windu Power Plant Operation Department Star Energy Geothermal, Ismail Hidayat mengatakan pihaknya menyediakan energi, pengembangan ekonomi lokal, dan juga pemberdayaan masyarakat melalui tiga pilar program yakni pendidikan, ekonomi, serta lingkungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui tiga pilar tersebut pihaknya berhasil memberikan edukasi, menambah perekonomian, serta mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan di wilayah operasional Star Energy Geothermal Wayang Windu. Contohnya adalah menjaga sumber mata air masyarakat di Pengalengan.
"Pengalengan dulunya terkenal dengan sumber air. Namun di bagian paling atas di sana terlihat bahwa ada sumber air yang sudah kering. Kami ke masyarakat untuk mendapatkan sumber air itu sendiri dan dipelihara bersama-sama karena enggak mungkin memelihara lingkungan itu dilakukan oleh dunia usaha sendiri," ungkapnya, Kamis (8/8/2024).
Pihaknya juga turut melestarikan kembali pohon kina yang dahulu menjadi produksi andalan dari wilayah Pengalengan. Sementara untuk fauna, saat ini telah terlihat beberapa satwa langka seperti burung Elang, Surili, dan lainnya.
"Inilah contoh yang kami lakukan. Inovasi yang kami lakukan ini telah menghasilkan di antaranya adalah keanekaragaman hayati yang tercermin dari peningkatan yang di slide yang sebelumnya dan di sini terlihat juga inovasi sosialnya dalam hal ini adalah di sisi ekonomi adanya peningkatan penghasilan," ungkap Ismail.
Di Sukabumi, Head of Salak Power Plant Operation Department Star Energy Geothermal, Irwan Januar K. Hasbullah mengatakan beroperasi di kawasan hutan konservasi ia mengatakan memiliki tantangan tersendiri. Pasalnya beroperasi di kawasan hutan konservasi memiliki peraturan yang ketat.
"Tapi kami dapat bersama-sama secara ramah lingkungan menjalankan operasi kami," ungkap Irwan dalam kesempatan yang sama.
Ia menceritakan bagaimana pihaknya berhasil melestarikan hewan langka berupa macan tutul. Macan tersebut berhasil dilepasliarkan setelah mempelajari perilaku maupun lokasi yang tepat untuk bertahan hidup. Sebelum dilepasliarkan pihaknya telah berkonsultasi dengan para ahli dan balai konservasi, termasuk menggandeng masyarakat sekitar untuk melakukan pemantauan.
"Contoh untuk unsur-unsur yang dari masyarakat di sana juga ada ikan langka yang disebut ikan Tor Soro. Kami bekerja sama dengan masyarakat membina mereka bagaimana melestarikan ikan Tor Soro tersebut," imbuh Irwan.
Di samping itu pihaknya turut memberikan edukasi kepada masyarakat dengan menghadirkan perpustakaan dan melakukan penanaman pohon di sekitar wilayah operasional.
Pelestarian lingkungan juga dilakukan di wilayah operasi Star Energy Geothermal Darajat. Head of Darajat Power Plant Operation Department Star Energy Geothermal, Arief Budiman mengungkapkan pihaknya melakukan penanaman secara kombinasi antara spesies pionir dengan variasi tanaman lokal.
Ia menjelaskan spesies pionir berperan sebagai pelindung karena merupakan tanaman yang tumbuh lebih cepat. Program ini sukses membuat area tutupan mencapai 60%. Selain itu pihaknya juga berhasil mengobservasi beberapa hewan yang sebelumnya tidak terlihat. Beberapa hewan yang kini muncul di antaranya Elang Sikep Madu, Musang Leher Kuning, dan Mong Congkok.
Selain itu pihaknya pun menggandeng masyarakat sekitar dalam menjaga kelestarian hutan melalui pembudidayaan lebah madu. Hasilnya masyarakat bisa menambah perekonomian, sedangkan alam tetap lestari.
"Dengan restorasi berbasis kemasyarakatan ini semua mendapatkan benefit ada profit keuntungan untuk people-nya namun juga terjadi keseimbangan dengan alam," pungkasnya.
Untuk diketahui Star Energy Geothermal Wayang Windu Ltd mengoperasikan fasilitas geotermal dengan kapasitas pembangkitan bruto sebesar 230,5 MW. Star Energy Geothermal Salak Ltd mengelola salah satu ladang panas bumi terbesar di dunia, dengan kapasitas pembangkitan bruto sebesar 201 MW dan kapasitas penjualan uap sebesar 180 MW. Sedangkan Star Energy Geothermal Darajat Ltd memiliki kapasitas pembangkitan kotor sebesar 219,5 MW dan kapasitas penjualan uap sebesar 55 MW.
(prf/ega)